Laman

Minggu, 28 September 2014

Apakah aku akan ... ?

Pagi itu, tak ubahnya hari-hari dahulu. Diawali dengan bangun pagi dan sholat shubuh. Kemudian membereskan kamar. Sarapan, dan setelah itu mandi pagi. Namun yang membuat hari itu spesial adalah karena hari ini adalah hari diriku dan teman-temanku. Hari di mana kami akan memulai petualangan bersama kami yang pertama. Hari di mana akan lepaslah semua kepenatan kami setelah sekian lama. Intinya kami akan bersenang-senang bersama. Setidaknya itulah hal yang aku pikirkan sebelum sesuatu yang tak terbayangkan oleh ku sebelumnya menghampiri.

Tap, tap, tap, aku meniti tangga menuju kamar temanku. Ingin mengetahui apakah mereka sudah siap atau belum. Tak perlu diragukan lagi, saat aku memasuki kamarnya semuanya sudah siap. Dalam hati ku berkata bahwa semuanya telah siap, dan perjalanan kami akan segera dimulai. Bergegas diriku turun ke bawah, meniti anak tangga demi anak tangga. Sesampainya di kamar segera saja aku mengambil tas, menyambar jaket dan buku. Kutemui kedua temanku yang telah menuggu di luar. Oke, kami sudah siap untuk berangkat.

Tempat berkumpulnya kami tidak jauh dari kamar ku, dengan jarak tempuh 100 meter saja aku sudah menginjakkan kaki di tempat berkumpul. Ternyata keadaan di tempat berkumpul sudah ramai. Kurasakan teman-temanku yang lain juga sangat bersemangat untuk menempuh perjalanan menuju petualangan kami. Perlu diketahui, jumlah teman-temanku yang akan mengikuti kegiatan ini adalah 150 orang. Bayangkan, akan betapa serunya kegiatan kami nantinya.

Tepat pukul 8 pagi, kendaraan yang akan membawa kami berpetualang sudah tiba. Bagai semut merubungi gula, kami berbondong-bondong menuju kendaraan. Kami berebut untuk saling mendahului naik kendaraan tersebut. Yap, aku akhirnya dapat posisi yang paling belakang. Tapi, kurasa posisi ini nyaman juga.

Sepanjang perjalanan teman-teman kelihatan bergembira ria. Ada yang bersenandung, ada yang melawak sehingga membuat kami tergelak bersama, ada yang tidur, ada juga yang usil terhadap temannya, dan ada pula yang sibuk merenungi diri karena dia baru saja diputuskan pacar. Untuk temanku yang baru saja diputuskan, satu kata buat kamu KASIHAN DEH KAMU... JOMBLO... :v Hahahaha...

Tempat tujuan telah dicapai, kami segera menyiapkan diri untuk mengikuti alur kegiatan bersenang-senang kami ini yaitu out bond. Kami kemudian membagi menjadi delapan kelompok. 6 Enam kelompok putra, dan 2 kelompok putri. Dan tak lupa pula kami membawa perbekalan, karena jalan yang akan ditempuh dalam kegiatan out bond ini adalah melewati hutan dan tebing curam. Ada enam pos yang akan kami lewati. Namun, sekarang kami mempermasalahkan siapa yang akan pergi duluan. Semuanya berebut untuk pergi duluan. Akhirnya kami mengadakan semacam lomba kecil-kecilan untuk menentukan urutan pergi. Sayang, kelompok ku mendapat nomor urut terakhir. Hal ini berarti, kami akan sampai di garis akhir paling terakhir.

Akhirnya kelompok tupai memulai perjalanan. Tupai adalah nama kelompok kami. Nama yang cukup lucu menurutku. Pos 1 kami lewati dengan lancar. Begitu pula dengan pos 2, 3, dan 4. Namun begitu memasuki pos 5. Hoalah, pos ini berada di air terjun rupanya. Dan hal yang harus kami lakukan adalah bermain dengan air. Perlu diketahui air disini dingin sekali. Kakiku serasa beku sampai ke tulang. Di akhir permainan, kami diharuskan berendam di air yang dingin ini. Brrrrrrr, seluruh tubuhku merespon adanya benda yang sangat dingin menyelimuti seluruh tubuh. Dingin sih memang dingin tetapi segarnya mengalahkan minum minuman penyegar. Di sini aku sudah mulai agak kedinginan. Namun aku abaikan saja, karena kupikir ini adalah efek dari air itu saja, dan sebentar lagi juga hilang.

Perjalanan kami ke pos 6 cukup sulit. Perjalanan ini menanjak 80 derajat mungkin. Kami semua berusaha melewatinya. Baju kami yang basah kuyup karena berendam tadi menambah kesulitan dalam pendakian menuju pos 6 ini. Akhirnya, meskipun dengan nafas yang terengah-engah kami sampai di kebun teh yang merupakan tempat beradanya pos ke 6. Waktu itu sudah pukul 17.30 wib, karena kami start yang paling akhir, kami juga akan sampai di tujuan pada posisi terakhir juga. Aku dengan tetap semangat bersama teman-teman menuju pos ke 6. Namun, sesuatu yang tidak mengenakan terjadi. Tiba-tiba aku terjatuh dan tak sadarkan diri.

Setelah ini, aku tidak tahu lagi bagaimana jadinya diriku. Yang aku ingat banyak orang yang berbicara kepadaku. Aku mendengar, tetapi aku tak bisa menjawab. Ingin sekali ku gerakkan badanku, namun aku pun tak bisa melakukannya. Mereka bilang, mataku terbuka namun tak berkedip. Nafasku tak tampak, mereka bilang aku hampir tak bernafas. Jujur, saat itu yang kurasakan adalah menggigil di seluruh badan. Tapi, tiba - tiba dingin itu berpindah ke kaki. Semakin naik dan semakin naik ke atas. Aku masih ingin menggerakkan badan, tetapi tetap saja aku tak  bisa. Disaat seperti ini aku teringat sesuatu. Apakah aku akan mati?

Kamis, 11 September 2014

Kehidupan : Dekatnya Kematian

Ketika maut menghampiri...
Betapa resah diri ini...
Baru teringat sekarang ini...
Amalan baik sedikit sekali...

Assalamu'alaykum...
Selamat malam teman-teman semuanya...
Malam ini, Andra kembali lagi untuk menepati janji Andra beberapa minggu yang lalu...
Semoga teman-teman semua sehat selalu, dan bertambahlah keimanannya... Aammiinn... :)

Hidup, adalah sebuah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT... Kita diberikan izin untuk menjalani kehidupan di dunia ini merupakan nikmat yang terindah yang diberikan... Kita dijadikan khalifah di muka bumi ini, itulah amanah yang sedang kita genggam... Sehingga, apapun yang kita lakukan haruslah mengarah ke dalam kebaikan dan menjauhi kemungkaran...

Kehidupan yang sedang kita jalani ini tak ubahnya sebuah permainan... Dimana, saat dadu-dadu dikocok dan dilemparkan akan muncul angka-angka dan bergeraklah pion-pion berdasarkan angka-angka yang muncul itu... Angka-angka yang muncul dari dadu tersebut dapat kita ibaratkan adalah waktu kita untuk menjalani kehidupan ini, dimana kita dapat beraktifitas, berbuat kebaikan, dan lain sebagainya. Sedangkan pion-pion dapat diibaratkan diri kita sendiri, yang bergerak berdasarkan waktu atau jumlah yang telah ditentukan. Ketika pion berhenti setelah dijalankan, maka dapat diibaratkan itulah akhir dari kita, tepatnya akhir dari kehidupan kita di bumi ini.
Mungkin, ini bukanlah suatu perumpamaan yang tepat, tapi perumpamaan ini dirasa dapat memenuhi gambaran mengapa hidup di bumi ini dikatakan sebuah permainan belaka...

Permainan kehidupan ini, akan berakhir dengan kematian... Ya, kematian...
Kematian yang kita tidak pernah tau kapan datangnya, dan dari mana datangnya, apa yang kita lakukan sesaat menjelang kematian, kita pun tidak mengetahuinya... Namun, yang harus diyakini adalah bahwa kematian itu sungguhlah dekat... Penulis mengibaratkan kematian itu sedekat jempol dan jari telunjuk tangan kananmu... Sangat dekat bukan?
Maka, karena kematian itu sangatlah dekat... Janganlah kta menyia-nyiakan waktu yang kita punya... Segerah berbuatlah kebaikan dan perbanyaklah beribadah, pertebal iman, perkuat taqwa... Karena, kita tidak tahu kapan kita akan mati... Boleh jadi kita saat ini tengah bersenang-senang, padahal beberapa detik kemudian kematian datang menghampiri kita...

Semoga tulisan yang singkat ini, bermanfaat bagi teman-teman ... :)
Wassalamu'alaykum...

Daaaahhh... :D Tunggu tulisan mengenai Kehidupan lainnya... :)