Laman

Rabu, 22 Januari 2014

Catatan Si John

Karya Iman Darmatama... :)

Deru hujan yang turun seperti menggambarkan kebimbangan yang sedang aku rasakan saat ini. Perasaan ragu dan gelisah tentang suatu masalah yang aku buat sendiri, seharusnya dulu aku harus siap dengan semua resiko yang akan aku hadapi. Tapi sepertinya aku malah harus mengembalikan semua kata-kata yang telah kuucapkan pada seseorang . "Je suis amoureuse de toi " itu adalah kata-kata super yang salah untuk diucapkan. Kata-kata itu memiliki arti dalam dan tak bisa dijadikan sebuah permainan belaka. Dan itu merupakan kesalahan fatal yang telah aku lakukan “Sial-sial kepalaku sakit.” gumamku. Kata-kata itu pernah aku ucapkan pada seseorang, yang awalnya hanya untuk main-main ternyata kata-kata itu benar-benar aku rasakan. Semua kegilaan muncul secara berturut-turut dari kata-kata itu. “Kenapa harus seperti ini? Akhirnya juga akan kembali pada kesimpulan awal.”. Kesimpulan awal yang dimaksud adalah kesimpulan yang aku dapat dari sebuah percobaan dan penelitian gila tentang hubungan antara lelaki dan wanita, semacam karya tulis tetapi lebih bersifat pribadi dan tertutup untuk umum. Penelitian ini aku beri nama “pedekate si Buruk rupa.” semua data yang diperlukan telah aku dapatkan dari penelitian langsung di lapangan. Teman sekelasku pernah memanggilku playboy, ya, hal itu terjadi karena percobaan dan penelitian gila yang telah aku lakukan. Saat itu, aku duduk dikelas XI IPA 3, dan percobaan dimulai dari sempel pertama yaitu seorang cewek dari kelas X3. Aku mendekati seorang cewek yang cukup cantik, padahal sebenarnya saat itu bertepatan dengan seminggu setelah aku menyelesaikan hubunganku (PUTUS) dengan seseorang. Penelitian awal memang menyimpulkan hal baik, tetapi setelah melakukan pendekatan dari kelas X6, X4, X5, X2, X7, dan X1. Aku mendapatkan suatu kesimpulan yang berlawanan. 6 dari 7 cewek lebih mementingkan penampilan daripada hati. Jadi kembali kepada cover saja, cewek sebagian besar lebih menilai cowok dari penampilan dan tampang yang oke. Cowok seperti diriku ini sebaiknya jangan terlalu berharap.
Tanpa sadar diriku teringat akan percakapanku dengan temanku beberapa waktu yang lalu. “John, ada apa dengan wajahmu ?” tanya Gento teman online sejati diriku. Dia satu dari 2 orang yang sering mengajakku untuk online malam-malam, buat status galau lalu saling mengkomentari status masing-masing. “Aku? Cuma galau.“ kataku kepada Gento. “Hahahahahaha, makanya jangan suka dekatin cewek melulu.” Kata Gento dengan nada mengejekku. Tanganku masih menggali tambang emas dilubang hidungku yang kanan sambil berpose ala model SPG yang duduk di atas motor. “Bisa cepat nggak sih? Jadi nggak kita pergi ke warner buat online malam ini ? Aku sudah lama menunggumu di sini Beibeh!” Teriakku pada Gento yang baru saja nongol dari pintu rumahnya setelah mencomot beberapa onde-onde buatan Ibunya. “Iya, iya Beibeh...” Balas teriak Gento dengan mulut yang penuh dengan 10 buah onde-onde di dalam mulutnya.
Semua cerita tentang kata-kata super itu bermula di satu tempat yang dipenuhi dengan buku-buku di mana setiap orang bebas membaca dan meminjamnya, tempat itu disebut perpustakaan. “Hmmm, dia mirip seseorang.“ pikirku saat melihat seorang cewek yang duduk manis menghadap komputer. “John, kamu bawa laptop nggak?” sebuah suara manis memanggilku, aku mencari-cari sumber suara tersebut. Cukup lama aku linglung mencari sumber suara tersebut dengan toleh kanan dan kiri, akhirnya aku berniat untuk pergi karena merasa ada seseorang yang sedang mengerjaiku. Ketika aku berbalik badan, ternyata………. “Lho? Nia? Kamu yang tadi panggil namaku ya? Eh… Iya.. Aku bawa laptop kok. Memangnya ada perlu apa Nia?” tanyaku sambil mendekatinya. Saat itu Nia tepat duduk di sebelah cewek yang sempat menarik perhatianku. “Boleh pinjam laptopnya nggak John? Aku mau cari lagu…” Aku pun langsung memberikan laptopku pada Nia. Tiba-tiba, rasa penasaranku kembali muncul. Rasa penasaran ini semakin bergejolak ketika melihat cewek itu. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mencoba mencari tahu siapa nama cewek yang telah membuat diriku seperti ini pada Nia. “Nia, kamu kenal nggak sama cewek yang duduk disebelahmu?” Dan ternyata sesuai dugaanku Nia kenal dengan cewek tersebut. “Oh, itu adikku John…” Jawabnya. ”Ohh, pantas saja mirip… Hehehe tapi cantikan adikmu yaa…” Pikirku sambil mencuri-curi pandang terhadap adiknya Nia. Namun, ada satu hal yang kulupakan saat ini. Aku lupa menanyakan siapa namanya dan berapa nomor handphonenya sesalku kemudian.
Tepat saat ulangan semester genap, entah dari mana aku secara ajaib mendapatkan nomor handphonenya. Pada awalnya aku cuma mau main-main saja dengan ngerjain dia, “Sumpah! Cewek ini super duper jutek begete”. Dan ini pertama kalinya aku kenal sama cewek yang super duper aneh dan jutek kayak gini. Nama cewek jutek ini secara ajaib aku ketahui dari teman-temannya. Namanya adalah Aulia. Sebenarnya, Si Aulia ini tidak terlalu menarik, Tetapi entah kenapa ujung-ujungnya aku merasa tertantang untuk mendekatinya. Tujuan pertama diriku sebenarnya adalah hanya ingin membuat sebuah perubahan kecil di ekspresi wajahnya yang super duper jutek. “Hmm, Aulia. Kamu sebenarnya cewek yang manis, namun akan lebih manis lagi apabila kamu tersenyum. Oleh karena itu bisa senyum sedikit tidak?” Selalu saja kata-kata itu yang aku ketikkan lewat sms kepada dirinya saat selesai mengerjainya. Tetapi akhirnya aku mendapatkan bisikkan dari hatiku yang paling dalam. “Bagaimana kalau aku pedekate saja sama dia”. Memang sebenarnya cukup aneh sih, ngerjain cewek kayak dia. Seolah-olah diriku marah agar dia balik balas sms aku, kadang kala aku buat dia marah dan aku yang harus berjuang untuk minta maaf, dan sebagainya. Dan yang lebih gila lagi aku pernah ngerjain dia dengan tanpa sengaja mengatakan kata-kata super yang duper ajaib itu. “Gila! Nekat banget…”.
Saat aku baru bangun tidurku, entah angin apa yang meniup disela-sela keheningan seolah dia berbisik kepadaku “kamu telah mendapatkan keajaiban.”. Dia mengatakan kata-kata yang sama seperti perkataan diriku kepadanya dan yang lebih mengejutkan lagi, dia juga mengetahui arti dari kata-kata super duper ajaib itu. “GALAU” ya, seperti itulah yang aku rasakan sekarang. Aku berpikir nggak mungkin bangetkan baru kenal, masa iya langsung sms seperti itu kepadaku. Masalah galau lewat setelah beberapa minggu, Aku mengulang kembali kenakalanku untuk mengerjai si dia. Karena kesalahan kata-kata super duper ajaib itu yang membuat hubungan ku semakin jauh, tidak bisa sms seperti biasa kepadanya.
Akhirnya aku memutuskan untuk lanjut mengerjai dia lewat salah satu social network yang terkenal, yaitu facebook. “Sumpah! lucu banget kalo lihat ekspresinya saat lagi marah-marah karena aku kerjain” berbuat serampangan memag mudah, namun masalah penyesalan pasti selalu datang belakangan. Sekarang gara-gara dulu aku suka mengerjai dia dan sms’an dengannya, beberapa teman kelasku yang suka baca sms orang tanpa izin malah suka mengolok-ngolok bahwa aku suka sama dia. (teman ku pasti gila semua, wong aku cuma anggap sebagai adik kelas doang kok).
Dan ternyata dikemudian hari, hal itu menjadi awal dari permasalahan kata-kata super yang duper ajaib itu. “suis amoureuse de toi”, aku sekarang pasti lagi demam. Kenapa sekarang aku malah benar-benar men******nya (maaf disensor). Dan kenapa hal itu harus terjadi disaat aku mau menjauhi dirinya. Kurasa kata-katanya dulu memang benar. Aulia pernah berkata seperti ini “Jika kamu menjauhi seseorang yang kamu sukai itu akan membuat kamu semakin menyukai dirinya” intinya aku akan semakin ***** (disensor)…bla…bla…bla…bla…bla...bla… dan bla….bla…, yang nulis juga lagi super duper pusing gara-gara masalah yang disebabkan ole kata-kata super yang duper ajaib ini "suis amoureuse de toi". Dan ayolah ini pasti ujung-ujungnya akan kembali kecerita awal sesuai penelitian yang telah aku lakuka. Alangkah susahnya hidup kalau kayak gini terus, berusaha menghindar dari kenyataan yang ada. Persentasi keberhasilannya cuma 5 %

Bersambung, (sambung sendiri, yang nulis lagi pusing) dan tolong kalo mau komen tulis nomor hapenya. OKE ???

Note : Cerpen ini adalah murni karya Iman Darmatama, hanya saja Iman meminta tolong pada saya untuk menjadi editornya hehehe... :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar