Laman

Selasa, 22 Oktober 2013

Rusaknya Moral Anak Bangsa

Rusaknya Moral Anak Bangsa
Oleh
Andra Kurniahadi
NIM 21060113130117

Pada zaman sekarang, zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan di mana teknologi dan sistem informasi berkembang dengan pesat. Zaman di mana alat -  alat canggih dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Zaman di mana semua informasi dapat tersebar dengan cepat hanya dalam hitungan menit saja. Zaman di mana moral anak – anak bangsa dirusak oleh masuknya kebudayaan luar, yang masuk melalui teknologi dan sistem informasi. Semua itu tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan teknologi dan sistem informasi berdampak buruk bagi bangsa ini. Setidaknya, itulah yang dapat kita lihat saat ini. Seringkali kita lihat, baca dan dengar di media – media masa, seperti televisi, koran, dan radio. Banyak sekali pemberitaan mengenai rusaknya moral anak bangsa. Semua itu seperti menjadi makanan publik sehari – hari, ibarat tiada hari tanpa berita –berita tersebut. Dan itu semua terjadi hampir di seluruh wilayah bangsa ini. Ke mana larinya kebudayaan bangsa ini yang santun? Di mana kepribadian bangsa ini yang ramah? Apa yang terjadi dengan moral bangsa ini? Pertanyaan – pertanyaan itu selalu terngiang – ngiang di telingaku. Suara – suara yang terdengar bertanya – tanya kepadaku, seolah semua ini adalah salahku. Ke mana larinya kebudayaan bangsa ini yang santun? Di mana kepribadian bangsa ini yang ramah? Apa yang terjadi dengan moral bangsa ini? Pertanyaan – pertanyaan ini selalu datang menghantuiku. Mengikuti setiap langkahku, yang dulu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Sejak bebrapa tahun yang lalu aku mencari jawabanya. Aku mencari dan terus mencari. Hinga aku pun pernah memutuskan menyerah untuk mencari tahu jawaban – jawaban dari pertanyaan – pertanyaan yang selalu berbisik kepadaku.
Namun, sekarang aku  mengetahuinya. Aku mengetahui jawaban – jawaban dari pertanyaan tersebut. Ya, bangsa ini sekarang sedang dijajah. Dijajah dengan dirusaknya moral generasi penerus bangsa ini. Bangsa ini sedang dijajah. Bangsa ini sedang dijajah. Bangsa ini sedang dijajah. Dijajah dengan cara menghancurkan kebudayaan luhur bangsa ini. Semua kepribadian milik bangsa ini menghilang. Moral bangsa ini mulai dicabut dari akarnya, yaitu para generasi penerus bangsa. Semua budaya luhur kita yang menjunjung rasa kemanusiaan perlahan akan sirna. Semua hal yang menjadi ciri khas bangsa ini akan musnah. Bagai tulisan yang ditorehkan di atas pasir pantai, yang kemudian terhapus oleh deburan ombak yang menghantamnya. Tidak bisa kita pungkiri, perkembangan teknologi dan informasi juga kita perlukan. Demi mengejar ketertinggalan kita dari bangsa – bangsa lainnya. Namun sepertinya kita sudah terjebak, kita sudah terlalu dimanjakan dengan hadirnya teknologi yang serba canggih saat ini, hingga kita tidak menyadari apa maksud tersembunyi dari hadirnya teknologi – teknologi canggih tersebut. Teknologi yang seharusnya dapat membawa bangsa kita maju di dunia ilmu pengetahuan, yang dapat membuat bangsa ini mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain, justru perlahan menjadi belati yang menusuk jantung bangsa ini dari belakang secara perlahan. Semua itu terjadi, karena penyalahgunaan teknologi dan sistem informasi yang terus berkembang pesat saat ini. Moral anak bangsa dirusak secara tidak langsung dan tanpa mereka sadari. Walaupun mereka sadar, namun semua itu sudah terlambat. Karena saat mereka sadar, mereka sudah sangat banyak menyerap informasi yang seharusnya belum pantas untuk diketahui oleh mereka.
Kita ambil contoh pada teknologi media gambar dan suara, yaitu televisi. Acara – acara yang  ditayangkan televisi tidak semuanya bagus untuk ditonton oleh anak – anak bangsa ini. Acara yang bagus mungkin ada beberapa, namun acara – acara yang tidak bagus justru lebih banyak daripada acara yang bagus. Acara yang bagus adalah acara yang memberikan informasi mengenai ilmu pengetahuan, pendidikan karakter, dan lainnya. Sedangkan acara yang tidak bagus adalah acara yang memuat konten – konten negatif dari manusia, misalnya acara yang mengisahkan konflik antara tokoh antagonis dan tokoh protagonist. Si tokoh protagonist dalam tayangan telvisi adalah orang yang bisa dibilang super baik. Bagaimana tidak, ia terlalu sabar dalam menghadapi semua kelakuan dari tokoh antagonis. Sabarnya tokoh protagonis ini sudah keterlaluan, bahkan bisa dikatakan mustahil. Karena kesabaran manusia itu batasnya tiga kali, apabila melebihi angka tersebut, maka manusia harus membela dirinya sendiri agar harga dirinya tidak diinjak – injak oleh orang lain. Kisah sabarnya tokoh protagonis ini secara tidak langsung mengajari anak bangsa ini yang menonton tanyangan acara tersebut. Acara tersebut mengajarkan anak bangsa agar mereka menjadi pengecut, agar mereka menjadi orang – orang yang tidak bisa melindungi harga dirinya masing – masing. Apabila hal ini terus berlanjut, maka semua anak bangsa yang menonton acara tersebut akan mau dilakukan apapun kepada mereka meski hal tersebut bisa melukai mereka. Semua itu merupakan ajaran dari tayangan tokoh protagonis yang terlalu baik tadi, dan itu baru sebagian kecil contoh tayangan televisi  yang buruk dan tidak layak untuk dilihat dan didengar oleh anak bangsa. Masih banyak tanangan – tayangan telvisi yang lebih merusak lagi. Contohnya yaitu acara – acara televisi yang banyak mengumbar aurat wanita dan aurat laki – laki. Aurat merupakan bagian tubuh dari manusia yang harus ditutupi, karena itu merupakan sebagian dari kemaluan manusia. Banyak sekarang kita lihat, acara – acara di televisi yang mempertontonkan adegan – adegan yang tidak layak dilihat dan didengar oleh anak bangsa. Bahkan semua tayangan tersebut tidak berbatas pada tayangan real atau live action semata. Tayangan – tayangan yang bersifat tidak nyata pun juga, semisal kartun, anime, dan masih banyak lagi, juga mempertontonkan hal – hal yang tidak seharusnya ditonton oleh generasi penerus bangsa ini. Sehingga anak – anak bangsa banyak mengetahui apa yang seharusnya belum pantas untuk mereka ketahui. Hakikatanya, anak – anak itu bermain. Belum pantas untuk diajari hal – hal yang demikian. Namun bukan pula bermain dalam artian bermain dengan teknologi dan sistem informasi saat ini. Permainan yang dimaksud adalah permainan daerah dari bangsa ini yang merupakan warisan dari nenek moyang bangsa ini. Bisa kita perhatikan, semua permainan tradisional bangsa ini merupakan permainan yang melatih anak bangsa untuk menjunjung sportifitas, kerja sama antar anggota tim pada permainan berkelompok, serta juga dalam menyusun strategi untuk menghadapi suatu masalah. Namun, sangat disayangkan. Lagi – lagi teknologi dan sistem informasi pun merasuki dunia tersebut, seolah mereka bisa memasuki dunia apa saja yang mereka kehendaki. Zaman sekarang tidak sedikit peralatan canggih berupa konsol – konsol game atau permainan yang dibuat untuk bermain satu sampai lebih dari satu game. Adanya konsol – konsol tersebut juga dapat merusak moral anak bangsa ini. Di mana saat anak bangsa memainkan permainan menggunakan sebuah konsol game, anak tersebut tidak banyak bergerak melainkan hanya menakan – nekan tombol pada kontroler untuk menggerakan atau memberi perintah pada karakter dalam permainan yang sedang ia mainkan. Dan hal itu tentu saja membuat mereka menjadi malas untuk bergerak, dan melakukan hal apapun. Karena menurut mereka bermain game lebih mengasyikkan dari apapun. Sehingga apabila mereka dimintai pertolongan ataupun dipanggil oleh orang tua mereka pada saat mereka sedang bermain permainan di konsol, maka mereka tidak akan menghiraukannya. Di sini sudah dapat kita lihat, bahwa moral anak bangsa sudah rusak. Mereka menjadi durhaka kepada orang tuanya hanya karena sebuah permainan pada konsol game. Sehingga tidak salah bahwa teknologi berupa konsol game  merupakan salah satu dari contoh teknologi yang dapat merusak moral anak bangsa.
Selain itu, perkembangan informasi yang sangat cepat juga seolah tidak mau untuk kalah dalam perusakan moral anak bangsa ini. Informasi berupa konten – konten pornografi dan semua hal yang berhubungan dengannya tersebar dengan cepat melalui teknologi dan sistem informasi, contohnya adalah internet. Pada zaman sekarang siapa yang tidak kenal dengan internet, siapa yang tidak pernah menjelajah dunia maya. Semua orang rata – rata pernah mengakses internet dan berselancar di dunia maya. Dan setiap harinya, rata – rata mereka menghabiskan waktu 4 – 6 jam hanya untuk menjelajahi internet. Sebenarnya internet tersebut merupakan teman belajar yang baik bagi anak bangsa ini apabila memang digunakan memang untuk tujuan belajar. Seperti mengunduh soal – soal mata pelajaran, mencari informasi mengenai perkembangan iptek di dunia, mencari – cari hal – hal yang berhubungan dengan minat dan bakat mereka, dan masih banyak lagi. Sehingga apabila digunakan untuk hal yang demikian, internet merupakan teman belajar yang baik, karena informasi – informasi hamper semuanya ada di dalamnya. Namun, tidak jarang juga internet disalahgunakan. Baik secara sengaja, iseng – iseng ataupun tidak sengaja. Memang di internet ada informasi yang memberikan kita pengetahuan yang bermanfaat dan positif, tapi sisi positif selalu didampingi dengan sisi negatif, begitu juga hal yang bermanfaat pasti didampingi oleh hal yang tidak bermanfaat. Bagai tali tambang yang melilit – lilit, itulah pengibaratan yang sesuai untuk itu. Kebanyakan anak bangsa ini baik sengaja maupun tidak sengaja mengakses konten negatif dan tidak bermanfaat untuk mereka, bahkan belum layak untuk diketahui oleh mereka. Misalnya, konten – konten porno, baik berupa gambar, suara, bahkan video. Semua hal itu dapat merusak moral anak bangsa ini. Lihatlah sekarang, banyak sekali pemberitaan mengenai pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar, perlakuan tidak senonoh yang dilakukan oleh pelajar, bahkan lebih gilanya lagi mereka merekam perbuatan mereka dan menyebar luaskannya di internet. Sehingga semua orang bisa melihat mereka. Sudah dapat dikatan bahwa moral anak bangsa ini sudah ¾ hancur, tinggal bagaimana kita dapat mempertahankan ¼ bagian lagi yang belum hancur. Demi mempertahankan Negara ini dari semua hal yang tidak pantas dilakukan untuk mengisi kemerdekaan. Bukankah kemerdekaan merupan hasil dari perjuangan para pahlawa? Bukankah mereka berjuang dengan penuh peluh yang bercucuran dan darah yang mengucur dari sobekan luka demi memerdekan Negara ini? Bukankah semua jiwa dan raga mereka  kobarkan demi tanah air tercinta ini? Sungguh memprihatinkan bangsa ini apabila terus terjebak dalam kelamnya sisi negatif dari teknologi dan informasi. Oleh karena itu, kita selaku anak bangsa ini, penerus bangsa ini, generasi yang akan meminpin bangsa ini kelak. Haruslah kita pandai – pandai menyaring semua yang masuk dari luar, karena tidak semua yang berasal dari luar itu adalah baik. Semua itu harus kita lakukan agar Sang Merah Putih tetap berkibar diseluruh wilayah bangsa ini. Bangun rasa nasionalisme kita dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin keras dan gila ini. Satukan semangat kita, lindungi moral anak bangsa ini yang merupakan generasi penerus bangsa ini. Indonesia merdeka!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar