Rusaknya Moral Anak Bangsa
Oleh
Andra Kurniahadi
NIM 21060113130117
Pada
zaman sekarang, zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan di mana teknologi dan
sistem informasi berkembang dengan pesat. Zaman di mana alat - alat canggih dibuat untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Zaman di mana semua informasi dapat tersebar dengan cepat hanya dalam
hitungan menit saja. Zaman di mana moral anak – anak bangsa dirusak oleh
masuknya kebudayaan luar, yang masuk melalui teknologi dan sistem informasi.
Semua itu tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan teknologi dan sistem
informasi berdampak buruk bagi bangsa ini. Setidaknya, itulah yang dapat kita
lihat saat ini. Seringkali kita lihat, baca dan dengar di media – media masa,
seperti televisi, koran, dan radio. Banyak sekali pemberitaan mengenai rusaknya
moral anak bangsa. Semua itu seperti menjadi makanan publik sehari – hari,
ibarat tiada hari tanpa berita –berita tersebut. Dan itu semua terjadi hampir
di seluruh wilayah bangsa ini. Ke mana larinya kebudayaan bangsa ini yang
santun? Di mana kepribadian bangsa ini yang ramah? Apa yang terjadi dengan
moral bangsa ini? Pertanyaan – pertanyaan itu selalu terngiang – ngiang di
telingaku. Suara – suara yang terdengar bertanya – tanya kepadaku, seolah semua
ini adalah salahku. Ke mana larinya kebudayaan bangsa ini yang santun? Di mana
kepribadian bangsa ini yang ramah? Apa yang terjadi dengan moral bangsa ini?
Pertanyaan – pertanyaan ini selalu datang menghantuiku. Mengikuti setiap
langkahku, yang dulu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Sejak bebrapa
tahun yang lalu aku mencari jawabanya. Aku mencari dan terus mencari. Hinga aku
pun pernah memutuskan menyerah untuk mencari tahu jawaban – jawaban dari
pertanyaan – pertanyaan yang selalu berbisik kepadaku.
Namun,
sekarang aku mengetahuinya. Aku
mengetahui jawaban – jawaban dari pertanyaan tersebut. Ya, bangsa ini sekarang
sedang dijajah. Dijajah dengan dirusaknya moral generasi penerus bangsa ini.
Bangsa ini sedang dijajah. Bangsa ini sedang dijajah. Bangsa ini sedang
dijajah. Dijajah dengan cara menghancurkan kebudayaan luhur bangsa ini. Semua
kepribadian milik bangsa ini menghilang. Moral bangsa ini mulai dicabut dari
akarnya, yaitu para generasi penerus bangsa. Semua budaya luhur kita yang
menjunjung rasa kemanusiaan perlahan akan sirna. Semua hal yang menjadi ciri
khas bangsa ini akan musnah. Bagai tulisan yang ditorehkan di atas pasir
pantai, yang kemudian terhapus oleh deburan ombak yang menghantamnya. Tidak
bisa kita pungkiri, perkembangan teknologi dan informasi juga kita perlukan.
Demi mengejar ketertinggalan kita dari bangsa – bangsa lainnya. Namun
sepertinya kita sudah terjebak, kita sudah terlalu dimanjakan dengan hadirnya
teknologi yang serba canggih saat ini, hingga kita tidak menyadari apa maksud
tersembunyi dari hadirnya teknologi – teknologi canggih tersebut. Teknologi
yang seharusnya dapat membawa bangsa kita maju di dunia ilmu pengetahuan, yang
dapat membuat bangsa ini mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain, justru
perlahan menjadi belati yang menusuk jantung bangsa ini dari belakang secara
perlahan. Semua itu terjadi, karena penyalahgunaan teknologi dan sistem
informasi yang terus berkembang pesat saat ini. Moral anak bangsa dirusak
secara tidak langsung dan tanpa mereka sadari. Walaupun mereka sadar, namun
semua itu sudah terlambat. Karena saat mereka sadar, mereka sudah sangat banyak
menyerap informasi yang seharusnya belum pantas untuk diketahui oleh mereka.
Kita
ambil contoh pada teknologi media gambar dan suara, yaitu televisi. Acara –
acara yang ditayangkan televisi tidak
semuanya bagus untuk ditonton oleh anak – anak bangsa ini. Acara yang bagus
mungkin ada beberapa, namun acara – acara yang tidak bagus justru lebih banyak
daripada acara yang bagus. Acara yang bagus adalah acara yang memberikan
informasi mengenai ilmu pengetahuan, pendidikan karakter, dan lainnya. Sedangkan
acara yang tidak bagus adalah acara yang memuat konten – konten negatif dari
manusia, misalnya acara yang mengisahkan konflik antara tokoh antagonis dan
tokoh protagonist. Si tokoh protagonist dalam tayangan telvisi adalah orang
yang bisa dibilang super baik. Bagaimana tidak, ia terlalu sabar dalam
menghadapi semua kelakuan dari tokoh antagonis. Sabarnya tokoh protagonis ini
sudah keterlaluan, bahkan bisa dikatakan mustahil. Karena kesabaran manusia itu
batasnya tiga kali, apabila melebihi angka tersebut, maka manusia harus membela
dirinya sendiri agar harga dirinya tidak diinjak – injak oleh orang lain. Kisah
sabarnya tokoh protagonis ini secara tidak langsung mengajari anak bangsa ini
yang menonton tanyangan acara tersebut. Acara tersebut mengajarkan anak bangsa
agar mereka menjadi pengecut, agar mereka menjadi orang – orang yang tidak bisa
melindungi harga dirinya masing – masing. Apabila hal ini terus berlanjut, maka
semua anak bangsa yang menonton acara tersebut akan mau dilakukan apapun kepada
mereka meski hal tersebut bisa melukai mereka. Semua itu merupakan ajaran dari
tayangan tokoh protagonis yang terlalu baik tadi, dan itu baru sebagian kecil
contoh tayangan televisi yang buruk dan
tidak layak untuk dilihat dan didengar oleh anak bangsa. Masih banyak tanangan
– tayangan telvisi yang lebih merusak lagi. Contohnya yaitu acara – acara
televisi yang banyak mengumbar aurat wanita dan aurat laki – laki. Aurat
merupakan bagian tubuh dari manusia yang harus ditutupi, karena itu merupakan
sebagian dari kemaluan manusia. Banyak sekarang kita lihat, acara – acara di
televisi yang mempertontonkan adegan – adegan yang tidak layak dilihat dan
didengar oleh anak bangsa. Bahkan semua tayangan tersebut tidak berbatas pada
tayangan real atau live action semata. Tayangan – tayangan
yang bersifat tidak nyata pun juga, semisal kartun, anime, dan masih banyak lagi, juga mempertontonkan hal – hal yang
tidak seharusnya ditonton oleh generasi penerus bangsa ini. Sehingga anak –
anak bangsa banyak mengetahui apa yang seharusnya belum pantas untuk mereka
ketahui. Hakikatanya, anak – anak itu bermain. Belum pantas untuk diajari hal –
hal yang demikian. Namun bukan pula bermain dalam artian bermain dengan
teknologi dan sistem informasi saat ini. Permainan yang dimaksud adalah
permainan daerah dari bangsa ini yang merupakan warisan dari nenek moyang
bangsa ini. Bisa kita perhatikan, semua permainan tradisional bangsa ini
merupakan permainan yang melatih anak bangsa untuk menjunjung sportifitas,
kerja sama antar anggota tim pada permainan berkelompok, serta juga dalam
menyusun strategi untuk menghadapi suatu masalah. Namun, sangat disayangkan.
Lagi – lagi teknologi dan sistem informasi pun merasuki dunia tersebut, seolah
mereka bisa memasuki dunia apa saja yang mereka kehendaki. Zaman sekarang tidak
sedikit peralatan canggih berupa konsol – konsol game atau permainan yang dibuat untuk bermain satu sampai lebih
dari satu game. Adanya konsol –
konsol tersebut juga dapat merusak moral anak bangsa ini. Di mana saat anak
bangsa memainkan permainan menggunakan sebuah konsol game, anak tersebut tidak banyak bergerak melainkan hanya menakan –
nekan tombol pada kontroler untuk menggerakan atau memberi perintah pada
karakter dalam permainan yang sedang ia mainkan. Dan hal itu tentu saja membuat
mereka menjadi malas untuk bergerak, dan melakukan hal apapun. Karena menurut
mereka bermain game lebih
mengasyikkan dari apapun. Sehingga apabila mereka dimintai pertolongan ataupun
dipanggil oleh orang tua mereka pada saat mereka sedang bermain permainan di
konsol, maka mereka tidak akan menghiraukannya. Di sini sudah dapat kita lihat,
bahwa moral anak bangsa sudah rusak. Mereka menjadi durhaka kepada orang tuanya
hanya karena sebuah permainan pada konsol game.
Sehingga tidak salah bahwa teknologi berupa konsol game merupakan salah satu
dari contoh teknologi yang dapat merusak moral anak bangsa.
Selain
itu, perkembangan informasi yang sangat cepat juga seolah tidak mau untuk kalah
dalam perusakan moral anak bangsa ini. Informasi berupa konten – konten
pornografi dan semua hal yang berhubungan dengannya tersebar dengan cepat
melalui teknologi dan sistem informasi, contohnya adalah internet. Pada zaman
sekarang siapa yang tidak kenal dengan internet, siapa yang tidak pernah
menjelajah dunia maya. Semua orang rata – rata pernah mengakses internet dan
berselancar di dunia maya. Dan setiap harinya, rata – rata mereka menghabiskan
waktu 4 – 6 jam hanya untuk menjelajahi internet. Sebenarnya internet tersebut
merupakan teman belajar yang baik bagi anak bangsa ini apabila memang digunakan
memang untuk tujuan belajar. Seperti mengunduh soal – soal mata pelajaran,
mencari informasi mengenai perkembangan iptek di dunia, mencari – cari hal –
hal yang berhubungan dengan minat dan bakat mereka, dan masih banyak lagi.
Sehingga apabila digunakan untuk hal yang demikian, internet merupakan teman
belajar yang baik, karena informasi – informasi hamper semuanya ada di
dalamnya. Namun, tidak jarang juga internet disalahgunakan. Baik secara
sengaja, iseng – iseng ataupun tidak sengaja. Memang di internet ada informasi
yang memberikan kita pengetahuan yang bermanfaat dan positif, tapi sisi positif
selalu didampingi dengan sisi negatif, begitu juga hal yang bermanfaat pasti
didampingi oleh hal yang tidak bermanfaat. Bagai tali tambang yang melilit –
lilit, itulah pengibaratan yang sesuai untuk itu. Kebanyakan anak bangsa ini
baik sengaja maupun tidak sengaja mengakses konten negatif dan tidak bermanfaat
untuk mereka, bahkan belum layak untuk diketahui oleh mereka. Misalnya, konten
– konten porno, baik berupa gambar, suara, bahkan video. Semua hal itu dapat
merusak moral anak bangsa ini. Lihatlah sekarang, banyak sekali pemberitaan
mengenai pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar, perlakuan tidak senonoh yang
dilakukan oleh pelajar, bahkan lebih gilanya lagi mereka merekam perbuatan
mereka dan menyebar luaskannya di internet. Sehingga semua orang bisa melihat
mereka. Sudah dapat dikatan bahwa moral anak bangsa ini sudah ¾ hancur, tinggal
bagaimana kita dapat mempertahankan ¼ bagian lagi yang belum hancur. Demi
mempertahankan Negara ini dari semua hal yang tidak pantas dilakukan untuk
mengisi kemerdekaan. Bukankah kemerdekaan merupan hasil dari perjuangan para
pahlawa? Bukankah mereka berjuang dengan penuh peluh yang bercucuran dan darah
yang mengucur dari sobekan luka demi memerdekan Negara ini? Bukankah semua jiwa
dan raga mereka kobarkan demi tanah air
tercinta ini? Sungguh memprihatinkan bangsa ini apabila terus terjebak dalam
kelamnya sisi negatif dari teknologi dan informasi. Oleh karena itu, kita
selaku anak bangsa ini, penerus bangsa ini, generasi yang akan meminpin bangsa
ini kelak. Haruslah kita pandai – pandai menyaring semua yang masuk dari luar,
karena tidak semua yang berasal dari luar itu adalah baik. Semua itu harus kita
lakukan agar Sang Merah Putih tetap berkibar diseluruh wilayah bangsa ini.
Bangun rasa nasionalisme kita dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin
keras dan gila ini. Satukan semangat kita, lindungi moral anak bangsa ini yang
merupakan generasi penerus bangsa ini. Indonesia merdeka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar