Laman

Jumat, 27 Desember 2013

Penyesalan Ku

Malam ini, adalah malam yang cukup panjang bagiku. Bagaimana tidak, aku di sini bertemankan seperangkat laptop. Jemariku mulai menari di atas keyboard untuk menulis postingan ini. Entah sampai kapan, aku akan seperti ini terus.
Hari demi hari yang ku lewati serasa hampa, semenjak kesalahan yang sudah aku perbuat. Namun apa daya, semua sudah terlanjur terjadi. Mungkin, tidak ada kata maaf bagiku lagi, agar aku bisa kembali.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiklSoRve-yU4rJEKEQvnVDg8aoW_HE1pfLhe5mSd5nW8t0VEvzgjfSIVPfmfffg6oa96aM2EMJ3q9B8c5DBTK_ulPPXyoju7P6RRPSlKo26i0jMMUWyvxvtpUMH_rLQFXYjglj0QxMj-fk/s1600/lagu+galau.jpgMasih jari-jari ini menekan tombol demi tombol di keyboard ini, sambil menatap kosong ke arah gambar latar laptop ini. Yang belum aku ganti sedari dulu, semenjak masih bersamamu. Jika bukan karena keegoisanku, mungkin aku sekarang masih bersamamu. Jika bukan karena kekakanakanku aku masih bisa mendengar suaramu. Namun, aku rasa ini sudah terlambat untuk menyesalinya.
Malam semakin larut, tapi tak terbesit dipikiranku untuk berhenti menekan tombol-tombol di keyboard ini. Huruf-huruf yang telah diketik mennggabungkan diri membentuk kata yang berkombinasi menjadi kalimat yang semuanya mengutarakan isi hati ini. Bunyi jangkrik berpadu dengan malam yang mendung dan dingin ini seolah menjadi nyanyian yang serasa menyayat hati ini, yang kemudian menimbulkan bekas goresan yang susah terobati.

Masih tak kenal lelah jari ini merangkai kata, yang mungkin cukup indah untuk dibaca. Atau bahkan hanya menimbulkan kebencian semata. Pikiran berjalan hampir tak seirama dengan mata yang hanya menatap kosong ke depan layar. Rasa kantuk pun seolah hampir tidak pernah didapatkan kembali semenjak hari itu.
Hanya dimulut saja aku berkata sanggup, aku mampu mengatasi semua ini. Namun, kenyataanya menyedihkan. Bahwa aku tidak bisa melakukannya.
Semakin hari bukannya rasa itu makin hilang, tapi malah semakin kuat terasa. Tidak pernah terpikir untuk menyegerakan diri ke pembaringan. Karena semua penyesalan ini akan kembali datang ketika diri ini mulai berbaring. Menghantui, selalu saja menghantu penyesalan itu. Ketika sudah lepas dari itu, di dalam tidur pun masih tetap diganggu oleh penyesalan itu. Ya Tuhan... Sampai kapan ini terjadi, sampai kapan tersiksa seperti ini?

Jari-jari, aku mohon segera lah lelah. Agar aku bisa berhenti merangkai rangkaian kata ini. Aku mohon...
D-A-T
E-G-I
L-U-N
A-S-A
Akhirnya, jari ini mulai lelah. Tiba saatnya aku mengakhiri rangkaian ini. Namun, bukan berbarti rasa penyesalan ini menghilang begitu saja seperti berakhirnya tulisan ini.
Satu hal yang harus kamu ketahui, "Aku sayang kamu..."

1 komentar: