Laman

Selasa, 24 Desember 2013

First Meet Bag. 1

http://ebooks.adelaide.edu.au/r/rabelais/francois/r11g/images/prologue4.jpg


Pagi itu hanya bertemankan rintik hujan yang sudah turun sejak Shubuh tadi. Aku, mengawali hari itu tidak jauh berbeda dengan hari-hari yang sebelumnya. Tidak ada sesuatu yang spesial hari itu. Namun, itu semua tidak berlangsung lama. Karena akan ada kejutan besar menanti di sore harinya.
Apa gerangan kejutan besar tersebut? Siapa sangka hal tersebut akan terjadi? Hahaha... Jawabannya, aku pun tidak mengetahinya.
Kembali ke pagi itu, aku dengan langkah gontai melangkah masuk ke kamar mandi. Seperti rutinitas hari-hari sebelumnya, mandi pagi adalah sesuatu prosesi yang cukup sakral bagi aku. Kenapa bisa demikian? Bukan hal yang aneh lagi di rumahku, apabila aku sedang mandi pagi pasti terdengar suara nyanyianku yang cukup merdu bersenandung ria. Ya benar, tiap pagi aku menggelar sebuah konser tunggal di kamar mandi, dengan pendengar setia Bapak, Ibu, dan Adik. Oh iya tidak lupa beberapa tetangga menjadi pendengar setia juga. Bahkan akan sangat menikmatinya dikemudian hari, hehehe...
Kembali ke prosesi sakral, setelah selesai dengan sebuah konser tunggal dan mendapatkan royalti yang lumayan memuaskan (dibuatkan nasi goreng sama Ibu, karena sudah menghibur katanya :D). Aku pun bersegara kembali ke kamar pribadiku untuk berpakaian. Aku ingat, hari itu aku memakai pakaian pramuka. Dan karena hari itu memakai pakaian pramuka maka itu hari Sabtu, dan karena itu hari Sabtu maka sudah pasti memakai pakaian pramuka. "Karena terbelit dengan beberapa masalah yang sudah mencapai batasnya... Bla bla bla bla..." Suara layar kaya yang sedang menampilkan berita tentang politik Indonesia, menemani diriku bersantap pagi usai berpakaian yang rapi. "Patrick, kembalikan itu!" Suara Spongebob terdengar dari layar kaca, karena channel telah diganti oleh adik semata wayangku. Yah apa boleh buat, terpakasa pagi itu aku "nyarap" bertemankan tawa Spongebob dan Patrick yang terasa cukup aneh namun menghibur.

"Diiiikkk... Ayo cepat, udah hampir pukul 7 pagi ini. Nanti terlambat lhoo!" Teriakku dari atas sepeda motor milikku. "Iya Mamas... Lagi pakai sepatu ini..." Sahut adikku. Sekedar info, aku dipanggil Mamas oleh adikku, kata ibu, kata itu diciptain adikku sendiri. Karena sebelumnya aku dipanggil "Mas" waktu kecil, entah kenapa, adikku waktu itu agak kesusahan kalau memanggil aku dengan kata "Mas" jadinya "Mas mas mas mas mas...." Mungkin karena sudah capek, jadi huruf S nya jadi hilang deh, "Mamas, mamas...." Begitulah jadinya.
Oke, kembali ke cerita. Aku dan adikku sudah on the way menuju sekolah tercinta. SMA Negeri yang bisa dibilang cukup terkenal di kotaku ini. Sekolah yang sudah cukup tua, namun belum mempunyai ruangan khusus guru tersendiri. Bisa dibayangkan betapa sumpeknya guru-guru yang berjumlah lebih kurang 40 orang, disumpel ke dalam ruang kelas yang disulap menjadi ruang guru, lengkap dengan ruang kepala sekolah yang dibuat dari triplek saja. Semoga sekolah itu menjadi lebih baik ke depannya, Aammiinn...

Aku sedang memarkirkan "Si Anda" ketika ada tangan yang menepuk pundakku cukup keras, "Plaaaaakk!!" Begitulah kira-kira bunyinya. Sontak saja aku terkejut dan memasang kuda-kuda untuk main kuda-kudaan. Terus jadi deh main kuda-kudaannya. Lho? -_- Kok jadi main kuda-kudaan? Oke ulangi lagi.
Aku sedang memarkirkan "Si Anda" ketika ada tangan yang menepuk pundakku cukup keras, "Plaaaaakk!!" Begitulah kira-kira bunyinya. Sontak saja aku terkejut dan memasang kuda-kuda untuk main kucing-kucingan. Jadi kita segera mencari kucing untuk bermain kucing-kucingan, karena lumayan susah cari kucingnya jadinya kita minta tolong Pak Satpam deh, dan lalu... -_- Kok kucing-kucingan sih? Oke-oke, sekarang serius. Harus konsentrasi, tidak boleh ngawur lagi. "Andra, konsentrasilah Andra. Konsentrasi!".
"Waduh, kok jadi seperti ini. Andra salah hipnotis". - - - - - - tiiiiiitttttt - - - - - - Ya Amplop! -_- Susah banget ya konsentrasinya. Baiklah, ini kesempatan terakhir. Action!
Aku sedang memarkirkan "Si Anda" ketika ada tangan yang menepuk pundakku cukup keras, "Plaaaaakk!!" Begitulah kira-kira bunyinya. Sontak saja aku terkejut dan memasang kuda-kuda untuk membela diri. Terlihat senyum meringai yang cukup kontras dengan warna kulitnya. Kulitnya putih, giginya hitam. Pantaslah kalau dia banyak disukai banyak wanita karena keunikkannya tersebut. "Haaalliiimm.... :D Wah, dasar kamu Lim. Aku kan jadi kaget Lim." Kataku pada Halim. "Santai Ndra, hehehe. Ngemeng-ngemeng, PR udah selesai belum?" jawab Halim. "Udah dong, aku kan anak rajin. Hahahaha." jawabku sambil tertawa hahaha.
"Siiippp... Oh iya Ndra, sore nanti jadi ikutan pawai kan?" tanya Halim lagi. "Tentu saja jadi dong Lim, Insya Allah." jawabku. Sebenarnya obrolan kita tidak sampai di situ saja, masih ada obrolan ngalor ngidul kita lainnya. Singkat cerita, kita berdua sudah sampai di depan pintu kelas yang tertutup. Kita sempat degdegan, soalnya takut Bu Guru udah masuk, terus kena hukum deh. Dengan hati-hati kita buka pintu kelas, dan kami terbelalak dengan apa yang kami lihat. TERNYATA?!

Bersambung, ke First Meet Bag. 2
Hahahaha... :D
Silahkan beri komentarnya ya....
#komentar kalian sangat berharga bagi penulis, untuk memperbaiki hasil tulisannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar